Minggu, 16 Januari 2011

Puisi Aku Adalah "IYA"

kebahagian diatas amanat yang diabaikan begitu indahnya iya jalankan dengan mudah bersama iblis-iblis yang menjerumuskan iya untuk melakukan kelalaian.apakah iya sadar sudah mengabaikan amanat dan mementingkan iblis-iblis itu? diam dan tidak ada jawaban dari diri iya sendiri. amarah dan emosi yang tercipta dari si pengucap amanat tak henti terdiam dari hatinya yang paling dalam tertera peraturan demi peraturan dikeluarkan untuk mengontrol iya menjalakan amanat yang diberikannya namun rasa bosan menertawakan di kedua kuping iya, emosi dan emosi mulai terpancing dari dalam hati iya yang terkecil dan harapan untuk merasakan kebebasan yang selalu iya jalankan sudah menyurut.

tak ada lagi waktu luang untuk menghadiri ribuan janji yang iya ucap kepada orang-orang yang dirindunya
hanya dari komunikasi yang iya bisa untuk bercakap dan becanda gurau. apakah itu menyenangkan? tentu menyenangkan untuk saat itu, dan jika sudah berhenti apakah merasa senang? tentu kesepian yang menjadi sebuah kebosanan yang sangat iya rasakan di hari yang sepi.

mungkin waktu iya yang tersisa sempit dilakukan untuk bersenang diatas amanat yang diberikan. terpukul dada jika iya mengabaikan amanatnya untuk kesekian kalinya, harapan yang di tanam iya sudah tidak mampu mengubah kehidupan yang terbiasa dijalankan bersama iblis-iblis dan bersama jalannya putaran jam apakah iya bisa berputar mendapatkan harapan? tidak ada jawaban yang iya ucapkan hanya kekesalan iya di dalam hati yang dapat menjawabnya. mungkin iya bisa mendapatkan hal yang lebih baik dari amanat yang dijalankan dengan taat dan memberikan kebahagiaan seperti sebelumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar